Tapanuli Selatan,
//portalsumuttabagsel.com||- Aliansi Tabagsel Bersatu menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Bupati Tapanuli Selatan pada Selasa (26/8/2025). Aksi ini bertujuan untuk meminta klarifikasi dari Bupati Tapsel, Gus Irawan Pasaribu, terkait dugaan keterlibatannya dalam kasus dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Para pengunjuk rasa menyampaikan sejumlah pertanyaan yang ingin dijawab langsung oleh Bupati Namun, Gus Irawan Pasaribu tidak dapat hadir dengan alasan sakit. “Bapak Bupati sedang sakit,” ujar staf ahli, Ali Akbar Hutasuhut, didampingi Kasatpol PP saat menemui pengunjuk rasa.
Menanggapi ketidakhadiran Bupati, Hadi Susandra Lubis, salah seorang orator unjuk rasa, mempertanyakan sejauh mana keterlibatan Gus Irawan Pada dana CSR dari Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” tegasnya.
Hadi juga menyinggung penetapan dua mantan anggota DPR sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus ini. “Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan dua anggota DPR sebagai tersangka. Keduanya adalah mantan anggota Komisi XI DPR periode 2019-2024 bernama Satori dan Heri Gunawan,” jelasnya.
Hal senada, tokoh masyarakat Tapsel, Bangun Siregar, SH mengatakan bahwa Kabupaten Tapanuli Selatan saat ini sedang “Malala” (babak belur) karena maraknya dugaan tindak pidana Korupsi di Kabupaten Tapanuli Selatan.
“Jika hari ini tidak ada jawaban, kami akan melanjutkan langkah ini ke Jakarta. Kami akan mendatangi KPK untuk melaporkan langsung dan mendukung lembaga antirasuah menindak tegas dugaan korupsi ini,” ujarnya.
Direktur Eksekutif Komunitas Pena Indonesia, Rahmad Perlindungan, menyatakan dukungan penuh terhadap pernyataan KPK terkait skandal dugaan penerimaan dana CSR BI-OJK yang melibatkan mantan Anggota DPR RI periode 2014-2019 dan 2019-2024.
Aksi unjuk rasa ini berlangsung dengan tertib di bawah pengawalan aparat kepolisian dan Satpol PP.
